Ciri-ciri Virus: Ukuran Tubuh, Bentuk, dan Struktur
Ciri –
Ciri Tubuh Virus
A.
Ukuran
Tubuh Virus
Untuk mengetahui ukuran virus, ada beberapa langkah
yang dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut.
1.
Observasi
langsung menggunakan mikroskop elektron
Mikroskop elektron berbeda dengan mikroskop
cahaya yang biasa kita gunakan di laboratorium. Mikroskop elektron menggunkan
berkas elektron dan lensa elektromagnetik, sedangkan mikroskop cahaya dan lensa
kaca. Pengamatan virus dengan mikroskop elektron pertama kalinya dilakukan sekitar tahun
1930-an. Untuk pengamatan virus, digunakan ekstrak atau sayatan ultratipis dari
jaringan makhluk hidup yang terinfeksi.
2.
Fitrasi
melalui selaput kolodin yang mempunyai
porositas bertingkat
Sediaan virus dilewatkan melalui serangkaian
selaput yang memiliki ukuran berbeda-beda. Ukuran virus dapat diperkirakan
berdasarkan selaput mana yang bisa dilewati dan selaput mana yang menahan
partikel virus.
3.
Sedimentasi
dalam ultrasentrifugasi
Partikel virus disuspensikan ke dalam suatu
cairan, kemudian partikel akan megendap dengan kecepatan yang tersanding dengan
ukuran partikel. Hubungan antara ukuran dan bentuk partikel dengan laju
pengendapan memungkinkan penentuan ukuran partikel.
4.
Pengukuran
perbandingan
Metode ini menggunakan teknik acuan, yakni
dengan cara membandingkan ukuran suatu virus dengan ukuran virus tertentu yang
dijadikan sebagai acuan. Contoh virus acuan antara lain bakteriofag yang
memiliki ukuran 10-100 nm.
Virus mempunyai ukuran tubuh yang sangat
kecil; antara 20 nm – 300 nm (1 nm =1/1.000.000 mm). Virus yang berukuran kecil
memiliki diameter tubuh kurang lebih 20
nm (lebih kecil dari ribosom), misalnya Poliovirus
yang menyerang saraf pusat, Aphthovirus
yang menyebabkan penyakit kaki dan mulut pada sapi, dan Coxsackie B virus yang menyerang jantung, hati, pankreas, dan
selaput pleura manusia. Sementara itu, virus yang berukuran besar memiliki
ukuran tubuh antara 150 – 300 nm atau lebih, misalnya Parainfluenza virus menyerang saluran pernapasan, Paramyxovirus
yang menyebabkan penyakit gondong Morbilivirus
yang menyebabkan penyakit campak, dan TMV yang menyebabkan penyakit mosaik pada
tembakau.
B.
Bentuk
virus
Bentuk tubuh virus bervariasi antara lain
berbentuk batang, bulat, oval (peluru), filamen (benang), persegi banyak
(polihedral), dan seperti huruf T. Virus yang berbentuk batang misalnya TMV (tobacco mosaic virus). Virus berbentuk
bulat, misalnya HIV (human
immunodeficiency virus) penyebab penyakit AIDS dan Orthomyxovirus penyebab influenza.virus yang berbntuk huruf T,
misalnya bakteriofag (sering disebut
“fag”) yang menyerang bakteri Escherichia
coli. Virus yang berbentuk polihedral, misalnya Adenovirus penyebab penyakit saluran pernapasan dan Papovavirus penyebab penyakit
kutil. Virus berbentuk batang dengan
ujnung oval seperti peluru, misalnya Rhabdovirus
yang menyebabkan penyakit rabies. Virus berbentuk filamen, misalnya virus Ebola.
C.
Struktur
Tubuh Virus
Struktur tubuh virus berbeda dengan sel
organisme hidup lainnya. Tubuh virus bukan merupakan suatu sel (disebut aseluler) karena tidak memiliki dinding
sel,membran sel, sitoplasma, inti sel, dan organel sel lainnya. Selain ukuran
tubuhnya sangat kecil, virus memiliki sifat benda mati karena terdiri atas partikel
yang dapat dikristalkan. Partikel virus lengkap disebut virion.
Virus hanya akan menunjukan sifat-sifat
makhluk hidup (misalnya, bereproduksi) bila berada dalam sel organisme hidup
lainnya. Itulah sebabnya sebagian ahli biologi menganggap virus bukan merupakan
makhluk hidup. Namun, sebagian ahli biologi yang lain menggolongkan virus sebagai makhluk hidup
karena tubuhnya tersusun dari asam nukleat yang diselubungi protein dan mampu
bereproduksi.
Virus bakteriofag yang berbentuk huruf T
(misalnya, fag T4) memiliki bagian-bagian tubuh, yaitu kepala, leher, dan ekor. Pada bagian ekor terdapat lempengan dasar dan serabut ekor yang berfungsi sebagai alat
menempel dan tempat penginjeksian
DNA ke dalam sel inang. Kepala fag berbentuk polihedral (segi banyak).
Pada bagian kepala hingga ekor terdapat kapsid dan selubung ekor (bagian terluar) serta asam nukleat (bagian
dalam).
1.
Kapsid
dan selubung ekor
Kapsid merupakan selubung terluar virus yang tersusun atas
banyak subunit protein yang disebut kapsomer. Kapsid inilah yang memberi
bentuk virus. Bentuk kapsid virus berbeda-beda; polihedral, batang, bulat,
oval, dan lain - lain. Jenis protein penyusun kapsid tidak
terlalu banyak. Contohya kapsid TMV memiliki 1.000 molekul protein dengan jenis protein yang sama dan Adenovirus
memiliki 252 molekul protein dengan jenis protein identik dan membentuk kapsid polihedral dengan
ikosahedron 20 faset segitiga. Janis protein penyusun selubung ekor sama dengan
jenis protein penyusun kapsid.
Beberapa virus memiliki selubung tambahan
berupa sampul membran dari lipid,
karbohidrat, atau glikoprotein. Selubung tambahan berfungsi sebagai pelindung
yang berkaitan dengan antigen dan sistem imun virus. Virus yang memiliki
sampul, mialnya virus sindbis. Lipid
yang membentuk sampul diperoleh ketika nukleokapsid virus melakukan pertunasan
melalui membran sel inang; protein khusus virus dipisahkan ke dalam membran sel
inang. Hal ini merupakan stategi virus untuk menghasilkan virus baru dengan
perantaraan sel inang. Contohnya Herpes virus
bertunas melalui membran inti sel inang, serta Retrovirus dan poxvirus
beretunas melalui membran sitoplasma sel inang sementara itu, virus yang tidak
memiliki sampul disebut virus telanjang.
2.
Asam
nukleat
Virus hanya mengandung satu jenis asam
nukleat, DNA atau RNA. Virus yang mengandung DNA, antara lain Porvovirus, Papovavirus, Adenovirus, dan Hervesvirus. Sementara virus yang
mengandung RNA, contohnya Picornavirus,
Togavirus, Flavivirus, Calicicvirus, (RNA positif), Coronavirus, Paramyxovirus, Rhabdovirus, Filovirus, Ortomyxovirus,
Bunyavirus, Arenavirus, Reovirus, dan Retrovirus.
DNA atau RNA pada virus merupakan penyusun
genom (kumpulan gen) yang memiliki fungsi sebagai informasi genetik pada saat
replikasi (penggandaan). Sel hidup organiisme lain memiliki genom dari DNA
untai ganda (heliks ganda), tetapi genom virus dapat berupa DNA untai ganda,
DNA untai tunggal, atau RNA untai tunggal. Genom membentuk molekul asam nukleat
linear tunggal (lurus), sirkuler (melingkar), bersegmen, atau tak bersegmen.
Jenis asam nukleat, jenis untai, dan bobot molekul digunakan sebagai dasar
dalam mengklasifikasikan virus. Virus terkecil memiliki genom yang terdiri atas
empat gen, sedangkan virus terbesar memiliki genom yang mengandung ratusan gen.
Selain asam nukleat, beberapa virus memiliki sejumlah kecil enzim di dalam
virionnya. Misalnya, poxvirus mempunyai
15 jenis enzim yang berperan pada siklus
replikasi virus di dalam sel inang.
1 comment for "Ciri-ciri Virus: Ukuran Tubuh, Bentuk, dan Struktur"